Follow us on FaceBook

Jumat, 04 November 2016

INDOOR ENGAGEMENT

1. Ayu dan Wisnu

“Kita sama-sama siswa yang aktif di sekolah,” kenang Ayu semasa SMA. Wisnu dan Ayu yang bersekolah di Al-Azhar pun menceritakan hal-hal manis 10 tahun silam ketika mereka bergabung dalam organisasi OSIS dan Paskibra.
“Sebenarnya Wisnu sudah menyimpan perasaannya,” kata Ayu yang tidak kunjung menyadari hal tersebut.
Pertemuan yang sering dan berada di kelas yang sama saat 2 SMA membuat mereka menjadi dekat. Apalagi waktu itu, Wisnu dan Ayu berada dalam satu kelompok membuat film dimana Wisnu menjadi bapak sementara Ayu menjadi anaknya.
“Sampai pada hari terakhir pembuatan film tersebut Wisnu mengantar aku pulang kerumah.” Ayu yang mengaku dirinya ‘dingin’ terhadap cowok pun mau juga diantar Wisnu pulang ke rumah.
Menurut Ayu, ia ‘terjebak’ karena teman yang berjanji akan ikut semobil ternyata membatalkan niatnya. Usaha Wisnu pun ternyata tidak sia-sia karena ia punya waktu lebih lama untuk mengobrol dengan Ayu dan Ayu pun merasakan hal yang spesial terlebih ketika dalam perjalanan, terdengar lagu RAN ‘Nothing Lasts Forever’.



“Rasanya tidak seperti yang biasanya, susah diungkapkan,” jelas Ayu sambil tertawa.
Wisnu yang pantang menyerah membutuhkan waktu enam bulan untuk melakukan PDKT hingga akhirnya Ayu menerimanya. “Semuanya benar-benar mengalir begitu saja tanpa harus diawali dengan pertanyaan ‘mau ga jadi pacar aku?”
Wisnu dan Ayu memiliki karakter yang berbeda. Namun menurut mereka, inilah yang dinamakan saling melengkapi. “Aku masih ingat kata-kata salah satu dosenku yang paling fenomenal,” kenang Ayu.
Menurutnya, dosen tersebut mengatakan bahwa pasangan paling serasi itu engineer dan dokter. Tak disangka kondisi tersebut pas dengan Wisnu dan Ayu. Wisnu yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi dan Ayu yang lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dalam menghadapi perbedaan karakter, Ayu menyarankan agar pasangan punya waktu maksimal di hari weekend.


“Wisnu bukan tipe orang yang romantis.”
Menurut Ayu, Wisnu sangat suka memberikan kejutan kecil. Tidak ada surprise lamaran di kala itu tapi ada hal manis yang selalu dikenang oleh Ayu. Sehari sebelum pertemuan kedua keluarga untuk perkenalan, Ayu memang sedang mengalami bad mood dalam urusan pekerjaannya.




Ternyata Wisnu menawarkan diri untuk menjemputnya sepulang dari kantor dan ternyata tiba-tiba ia memberikan bunga untuk Ayu. Karena Ayu merasa tidak ada sesuatu yang harus dirayakan, dengan polosnya ia bertanya pada Wisnu. Dan Wisnu pun menjelaskan bahwa bunga itu diberikan agar bad mood Ayu bisa hilang.
“Coba buka bunganya!”
Ternyata, Wisnu menyelipkan cincin di bunga tersebut dan mengatakan, “Aku mau kamu selalu jadi pendamping hidup aku.” Seketika itu, Ayu pun lupa dengan perasaan bad mood-nya karena terharu dan bahagia.





Tiba saatnya ayah Ayu bertanya, “Anandaku sayang Ayu Nitami, apakah Ayu dapat menerima permintaan lamaran dari Wisnu?”
“Bimillahirrahmanirrahiim, Insya Allah Aku terima lamaran dari Mas Wisnu,” jawab Ayu dengan tenang. Ia tidak menyangka perjalanannya bersama Wisnu pun akhirnya mencapai moment yang bahagia seperti saat ini.






Konsep lamaran Dreamy Magical of Lace and Batik
Konsep acara lamaran Wisnu dan Ayu adalah “Dreamy Magical of Lace & Batik”. Ada percampuran unik antara kain batik yang traditional dan lace yang modern. “Semua ide-ide yang aku punya, aku sampaikan ke team Parama Project, dan hasilnya sangat bagus sekali sesuai dengan ekspektasiku.”
Ayu mengatakan bahwa ia berburu kain batik sendiri untuk backdrop yang ada di taman. Motifnya menggunakan batik mega mendung karena ini memang khas Cirebon, kota asal Ayu. Sentuhan warna biru yang soft serta awan-awan putih cukup mengena untuk menghasilkan kesan dreamy.





Untuk dekorasi indoor, Ayu memadukan bunga, awan serta warna-warna icy blue dan pink. Yang unik dari dekorasi ini adalah ide spontan Ayu yang ingin menambahkan dedaunan. Akhirnya, team pun memetik daun-daun jeruk yang ada di halaman rumah Ayu. Alhasil, harum bunga dan daun tersebut menjadikan ruangan sangat wangi dan segar.




Ayu juga terkesan dengan hand bouquet yang diberikan Wisnu. Rangkaian bunga Edelweis memang menjadi simbol keabadian karena warnanya tidak berubah dan tidak pernah layu.









https://youtu.be/4VQkTW6WKD0





0 komentar:

Posting Komentar